Postingan Bebas tapi Tidak Sebebas-Bebasnya

Melepas Belenggu untuk Merajut Asa

Melepas Belenggu untuk Merajut Asa

Kemauan orang tua belum tentu membuat sang buah hati berhasil dikemudian hari. Tidak semua pemikiran orang tua itu selalu benar. Zaman ini bukanlah zaman Siti Nurbaya yang selalu mengikuti kemauan orang tua. Bukan keuntungan yang diraih, bisa-bisa malah kebuntungan yang akan diraih semua pihak.

Kisah ini pernah menimpa Andri Ardi, pria kelahiran Pemangkat, 28 April 1992 dengan perawakan bertubuh gemuk, namun terlihat seimbang dengan tinggi badannya. 12 tahun silam, ia telah memasuki dunia Pramuka, tidak puas di Pramuka, lelaki tinggi besar ini lalu memutuskan memasuki dunia PMR. 4 tahun berselang naik tingkat ke PMI. Bersamaan dengan menjadi anggota PMI, pria yang masih duduk dibangku kelas 1 SMA waktu itu juga masuk anggota Paskibra tingkat Kecamatan dan tahun berikutnya ditingkat Kabupaten.

Setelah lulus SMA, pria yang sekarang berdomisili di Penjajab Barat meneruskan pendidikannya ke Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI di Ibu Kota Provinsi Kalimanatan Barat. Disana ia mengenyam Pendidikan Penjaskes karena kemauan orang tuanya. Pria yang terkenal dengan sifat humorisnya ini merupakan salah satu atlet basket yang cukup terkenal ditanah kelahirannya. Namun pendidikannya tidak semulus karirnya, terlahir dari ayah yang merupakan anggota keluarga pencinta olahraga memaksa ia harus mengikuti jejak ayahnya, tapi nyatanya dia tidak mampu memenuhi harapan orang tuanya.

Tahun lalu sekitaran bulan April, semester 4 sedang berlangsung, pria yang murah senyum ini malah mengakhiri perkuliahannya di STKIP PGRI Pontianak. “Tidak betah hidup disana, lagipula biaya hidup juga mahal”, tukasnya. Alasan lain yang mendasari ia keluar dari Pendidikan Penjaskes adalah karena tidak sejalan dengan jalan hidupnya.

Pria ini tidak lantas bermuram duja setelah tidak mengenyam pendidikan di STKIP PGRI Pontianak lagi. Dia ingin sekali mengejar mimpinya dan berjalan dengan santai dijalan hidup pilihannya. Akhirnya ia memutuskan kembali kuliah, tetapi bukan di STKIP PGRI Pontianak, melainkan di Sekolah Tinggi baru yang didirikan di Kota Singkawang pada tahun 2011 silam. Anak keempat dari lima bersaudara ini lalu memutuskan mengambil program studi Pendidikan Matematika. “saya memilih Matematika karena memang jalan hidup saya”, ungkapnya.

Setelah lulus kuliah nanti, pria yang kerap disapa Aan bercita-cita ingin menjadi seorang pegawai, tapi bukan Pegawai Negeri. “cita-cita saya nanti setelah lulus kuliah ingin menjadi pegawai, namun bukan negeri. Hal ini dikarenakan apabila ingin menjadi Pegawai Negeri itu sulit dan harus merogoh kocek lebih dalam”, katanya sambil menghembuskan asap rokok.

Selain berbakat dibidang olahraga, pria yang masih berstatus bujangan ini juga memiliki bakat dibidang seni, sudah banyak mahasiswa STKIP Singkawang yang telah dilukisnya dengan pensil yang telah dimilikinya sejak duduk dibangku SMA. “Fisik saya ada diolahraga, jiwa saya ada diseni, sedangkan masa depan saya ada dimatematika”, ungkapnya sambil tertawa terbahak-bahak.


share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 7:57 AM and have 0 comments

No comments:

Post a Comment