Postingan Bebas tapi Tidak Sebebas-Bebasnya

Fenomena Ice Bucket Challenge untuk Penderita ALS

Fenomena Ice Bucket Challenge untuk Penderita ALS

Beberapa minggu kebelakang ini jika sobat flatulence berselancar ke channel media seperti Youtube, Instagram, ataupun Twitter, sedang berkembang trend fenomena mengguyur badan dengan seember besar air berisikan es yang dinginnya pasti membuat sekujur badan menggigil, gigi bergeletuk, dan pusing melanda.
Apa gerangan dibalik maraknya trend ini ? Ternyata aktifitas ini adalah tantangan yang diciptakan suatu asosiasi yang bermarkas di Washington D.C. yang berjuang untuk melawan penyakit syaraf penyerang otak dan tulang belakang, ALS Association. Kasus ALS (Amyotrophic Lateral Scolerosis) ini dapat mematikan penggerak neuron-neuron dalam otak, sehingga fungsi otak untuk menginisiasi otot dan mengontrol otot berhenti, dan saat otot-otot ini tidak dapat bekerja menjadikan pasien yang terinfeksi menjadi lumpuh secara total.

Apa itu Amyothrophic Lateral Scolerosis (ALS) ?

ALS yang dikenal juga dengan penyakit Lou Gehrig merupakan penyakit neurodegeneratif progresif yang menyerang sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang, khususnya saraf motorik. Tokoh terkenal yang diketahui menderita penyakit ini adalah "Stephen Hawking."
Penyakit tersebut memang akan membuat saraf pada otot motorik atau pergerakan mengalami penuaan dan terus memburuk hingga memicu kematian saraf. Nah, ketika saraf motorik mati, kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan otot akan hilang sehingga penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
Nama amyotrophic berasal dari bahasa Yunani, “a” berarti tidak, “myo” berarti otot, dan “trophic” berarti nutrisi, sehingga secara harfiah dapat diartikan “tidak ada nutrisi saraf”. Ketika saraf tidak mendapat nutrisi, maka saraf akan mengalami penyusutan. Pada ALS, area pada sumsum tulang belakanglah yang mengalami pengapuran.
Gejala awal ALS termasuk penurunan kekuatan saraf, khususnya yang melibatkan lengan dan tungkai, sehingga kita menjadi lemah berjalan atau tidak kuat memegang gelas atau pensil, misalnya. Jika bagian saraf menelan yang terkena, maka penderita akan kesulitan menelan atau kehilangan refleks batuk.
Saat otot tidak lagi menerima pesan dari saraf motorik untuk menjalankan fungsinya, otot pun mulai mengalami atropi atau penyusutan. Tungkai penderita ALS akan terlihat lebih kurus karena mengalami penyusutan jaringan otot.
Tubuh memiliki banyak jenis saraf yang dilibatkan dalam proses berpikir, mengingat, merasakan, penglihatan, pendengaran, dan fungsi tubuh lainnya. Pada ALS, saraf yang diserang adalah saraf motorik yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang pada otot untuk melakukan gerakan. Gerakan yang dikontrol oleh saraf motorik, misalnya, gerakan memegang benda atau berjalan.
Sementara itu, otot jantung dan pencernaan luput dari serangan ini karena otot jantung tidak berada di bawah kendali saraf motorik. Seperti diketahui, otot jantung bergerak sendiri tanpa perintah yang disadari. Mudahnya, seseorang tidak bisa menahan detak jantungnya, tetapi bisa menahan napas, bukan? Artinya, bernapas merupakan aktivitas yang menjadi sasaran ALS.
Hingga kini 90% penyebab penyakit ini belum diketahui. Obat untuk menyembuhkannya juga belum ada. Hanya ada satu obat yang diizinkan, yaitu riluzole yang berfungsi memperlambat perburukan pernyakit.
Dengan tantangan mandi es, donasi untuk ALS meningkat tajam. Dalam beberapa minggu saja, Asosiasi ALS untuk mendapatkan 41,8 juta dollar AS, baik dari donor tetap maupun ribuan kontributor baru.
Berdasarkan data dari ALS Association tercatat 15 kasus baru setiap harinya terdeteksi di Amerika Serikat, dengan tingkat 60% kejadian dialami oleh laki-laki dengan rata-rata umur 55 tahun saat terdiagnosis. Saat ini masih dilakukan banyak riset untuk mencari tahu penyebab yang mengakibatkan seseorang dapat terdiagnosis penyakit ini, namun uniknya data menunjukkan veteran-veteran perang dari Perang Teluk memiliki potensi dua kali lebih besar dari profesi lainnya.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang penyakit ini, sobat flatulence perlu penjelaasan berikut. Bekicot !

Mempengaruhi tubuh dan pikiran
Penyakit ini menyerang sel saraf yang mengontrol gerak yang disadari, seperti menggerakan kaki atau tangan, membuat ekspresi wajah, hingga bernapas. Meskipun tidak mempengaruhi kecerdasan, namun beberapa orang dengan ALS mungkin akan mengalami depresi atau penurunan kemampuan kognitif, seperti mengambil keputusan dan mengingat. Demikian yang diungkapkan oleh Institur gangguan saraf dan stroke nasional Amerika Serikat.

Penyakit ini tidak selalu diturunkan
Hanya 5-10% dari seluruh kasus yang ada hubungannya dengan faktor keturunan. Namun, mayoritas 90% pasien dengan ALS tidak memiliki riwayat keluarga yang memiliki penyakit ini.

Lebih umum pada laki-laki dan orang Kaukasia
Penyakit ini lebih umum terjadi pada laki-laki di banding perempuan, serta lebih banyak orang Kaukasia yang mengalaminya dibandingkan dengan ras lainnya. Detailnya, ALS 20% lebih mungkin terjadi pada laki-laki, dan 93% orang yang tercatat menderita ALS adalah orang Kaukasia. ALS paling banyak terjadi pada orang usia antara 60-69 tahun, namun tidak menutup kemungkinan usia yang lebih muda juga dapat terkena penyakti ini.

Gejala tidak tiba-tiba
Gejala ALS tidak serta merta datang ketika seseorang baru bangun tidur lantas mengalami kelumpuhan. Gejala seringkali datang tanpa disadari. Gejala awalnya biasanya kram, otot tegang, kesulitan mengunyah dan menelan. Lama kelamaan, orang dengan ALS juga kehilangan kemampuan bernapas dan menelan. Kebanyakan orang akan meninggal dua sampai lima tahun ke depan setelah terdiagnosis, penyebabnya paling banyak karena gangguan pernapasan.

Orang dengan ALS bisa panjang umur
Meski belum ada obat yang dapat menyembuhkan ALS, namun studi klinis menunjukkan, ada obat yang disebut Riluzole yang dapat membantu meringankan gejala dan memperlambat pengembangan penyakit.

Nih dia penjelasan tentang Ice Bucket Challenge, sob. Bekicot !

Dalam "Ice Bucket Challenge", seorang tokoh mengguyur diri sendiri dengan seember air es lalu menantang tiga orang lain untuk melakukan hal yang sama dalam waktu 24 jam. Aksi berbasah-basahan itu direkam dalam video dan diunggah ke dunia maya. Mereka yang telah menyelesaikan tantangan itu bisa menantang orang lain untuk melakukan hal yang sama dalam waktu 24 jam. Jika tidak menjawabnya, maka peserta yang ditantang wajib memberi donasi sebesar 100 USD untuk penelitian penyakit tersebut.
Asal-usul dari Ice Bucket Challenge sendiri tidak jelas. Namun, Cold Water Challenge disebut-sebut sebagai asal-muasal lahirnya tantangan unik itu. Tantangan ini sempat populer di media sosial, khususnya di daerah-daerah di utara Amerika. Kegiatan ini dilakukan dengan menantang peserta untuk menyumbangkan uang mereka untuk penelitian kanker atau mengambil tantangan melompat ke dalam air dingin.
Sebagaimana dilansir Wikipedia, Divisi Sheaves For Christ dari General Youth Division UPCI adalah komunitas pertama yang mulai menyebarkan virus ini ke seluruh Amerika. Dalam sebuah video yang dirilis pada 26 April lalu, Amado Huizar menantang orang-orang untuk menyumbangkan USD 100 (Rp 1,1 juta) untuk misi penggalangan dana Sheaves For Christ atau melompat ke dalam air es.
Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakt umum, namun para atlet, penyanyi, pemain film yang merupakan bintang-bintang Hollywood, serta supermodel dari Amerika Serikat semakin menarik perhatian. Sebut saja nama - nama seperti David & Victoria Beckham & anak-anaknya, pasangan selebritis Ben Affleck & Jennifer Garner, supermodel yang juga istri dari penyanyi Adam Levine, Behati Prinsloo, pemain Basket legendaris Le Bron James, hingga Bill Gates sang miliarder. Pesohor dari negara – negara lain pun tak mau kalah ikut berlomba untuk berpartisipasi.
Ice Bucket Challenge mulai mewabah di Amerika ketika pada 30 Juni sebuah program TV Amerika, "Golf Channel Morning Show," mengulas tentang fenomena media sosial dan kemudian melakukan Ice Bucket Challenge secara live. Segera setelah itu, pada 15 Juli seorang pegolf bernama Chris Kennedy melakukan tantangan yang sama dan menantang sepupunya Jeanette Senerchia dari Pelham, New York. Dan kebetulan suami Jeanette, Anthony, telah menderita ALS selama 11 tahun.
Hingga kini, beberapa selebritis tanah air telah ikutan berpartisipasi. Tercatat nama-nama tenar semisal pesepakbola Irfan Bachdim yang kemudian menantang Bambang Pamungkas untuk mandi air es, tantangan yang akhirnya diterima. Lalu ada komedian Ronal Surapradja dan Tike yang juga akhirnya mengunggah video guyuran air es di kepalanya ke Youtube. Satu nama yang memilih untuk tidak mengguyur adalah Raisa yang ditantang Irfan Bachdim, tapi Raisa memilih mendonasikan USD100 untuk ALS.
Dari dunia balap motor juga tidak ketinggalan terjangkiti fenomena ini. Mulai dari Marc Marquez, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa hingga Valentino Rossi menerima tantangan tersebut.
Presiden Barack Obama juga sempat ditantang oleh Ethel Kennedy, tetapi dia menolak. Dia lebih memilih untuk berkontribusi pada kampanye tersebut dengan menyumbang USD 100. Sederet artis ternama Amerika seperti Justin Bieber, LeBron James, dan Weird Al Yankovic juga menantang Obama, setelah menyelesaikan Ice Bucket Challenge. Namun, Obama lebih memilih untuk menyumbang uang ketimbang mengambil tantangan tersebut.
Hasil dari tantangan yang dimulai akhir Juli 2014, hingga tanggal 24 Agustus 2014 dana yang sudah terkumpul sangatlah mencengangkan mencapai 70.2 juta USD. Sangatlah kontras jika dibandingkan dengan hasil pengumpulan donasi pada periode yang sama tahun 2013 hanya menghasilkan USD 2.5 juta. Hasil donasi yang terkumpul akan digunakann untuk mengembangkan riset pengobatan yang diharapkan dapat menyembuhkan penyakit ini, pada intinya keseluruhan dana untuk bantuan bagi para penderita.
Tentunya tidak ada yang menyangka bahwa dalam periode yang sangatlah singkat suatu inovasi kreatif didasari niat positif dapat menjadi sebuah fenomena yang menggemparkan. Dan tentunya hal ini tidak mungkin terjadi tanpa media sosial yang terbukti sangatlah efektif menjadi news buzzer dan didukung oleh individu - individu yang memiliki power dalam meningkatkan dan menarik perhatian public sehingga tingkat edukasi masyarkat akan penyakit ini menjadi lebih tinggi dan tak dapat diragukan lagi akan semakin banyak resources yang dapat tergalang serta tercipta untuk penyembuhan bahkan dengan adanya semakin banyak riset dapat ditemukan pencegahan menyebarnya penyakit ini.

Pantangan untuk Ice Bucket Challenge

Hati-hati juga bagi siapa saja yang berniat menerima tantangan mandi air es ini, hypothermia bisa membuat nyawa sobat flatulence melayang seperti yang menimpa seorang wanita bernama Latasha Brown. Brown dikabarkan tewas 30 detik setelah kepalanya diguyur air es akibat hypothermia. Kalau merasa punya duit, mending kalau ditantang nyumbang aja deh, itung-itung berpartisipasi yang sebenarnya.
Gerakan Ice Bucket Challenge sebetulnya positif, selain mengumpulkan dana, menyiram badan dengan air es dimaksudkan untuk merasakan sensasi beku serta kesulitan bergerak seperti yang dialami oleh mereka yang menderita penyakit ALS. Namun, orang dengan resiko kesehatan tertentu dianjurkan untuk menghindari tantangan mandi es ini.
Dilansir Kompas, para dokter di Hong Kong mengingatkan, orang yang rentan mungkin akan menghadapi risiko kesehatan ketika melakukan Ice Bucket Challenge. Asosiasi kedokteran di Hong Kong mengatakan, tantangan mandi es memiliki dampak serius untuk orang yang berada dalam kelompok rentan, termasuk orang berusia lanjut, ibu hamil, orang dengan penyakit jantung, dan mereka yang memiliki tekanan darah tinggi.
Presiden asosiasi, Dr Louis Shih Tai-cao, mengatakan, gerakan ini seharusnya diikuti dengan peringatan pada bahaya potensial dan perhitungan keselamatan. Pasalnya ada beberapa kondisi kesehatan yang membuat orang beresiko dalam melakukan tantangan tersebut.
Saat mendapatkan siraman air es, orang yang termasuk kategori rentan tersebut berisiko mengalami shock karena tekanan darah turun tajam dan menyebabkan mereka pingsan.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), Moh. Hasan Machfoed mengatakan penyiraman dengan air es sebenarnya tidak terlalu mencerminkan apa yang dirasakan orang dengan ALS. Pasalnya penyiraman dengan air es tidak melumpuhkan saraf motorik yang menjadi sasaran dari ALS.

Saatnya bersama menggunakan hati nurani untuk saling membantu, memberikan inspirasi, tidak peduli betapa konyolnya atau kecilnya usaha yang terpenting adalah niat baiknya. So, mungkin sobat flatulence berminat untuk mengguyur badan dengan air es ?
Siapkan peralatan, 1, 2, dan brrrrr…!!

Sumber: http://simomot.com/
               http://media.kompasiana.com/
               http://rideralam.com/



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 5:36 AM and have 0 comments

No comments:

Post a Comment