Hai sobat flatulence, Mr. Kentut datang lagi nih dengan maksud ingin berbagi informasi menarik, ringan dan inspiratif. Nah dipostingan kali ini, Mr. Kentut bakalan memberikan informasi masalah banjir. Simak ya, sob. Bekicot !!
Apabila sudah memasuki musim penghujan, baru turun hujan lebat 5 jam daerah sobat flatulence sudah kebanjiran ? Susah mau surut ? Pasti ada penyebabnya tuh, sob. Mungkin sebagian atau keseluruhan penyebab yang ana berikan dipostingan kali ini adalah penyebab nyata yang terjadi di daerah sobat flatulence. Inilah penyebab mudahnya banjir menurut pengamatan Mr. Kentut selama ini.
- Dangkalnya parit dan sungai
Pendangkalan parit dan sungai tuh bisa menyebabkan banjir loh, sob. Kok bisa ? Karena selama hujan turun, sungai dan parit yang telah dangkal tidak akan mampu menyimpan air lebih banyak lagi. Dangkalnya parit dan sungai ditandai oleh menaiknya endapan lumpur, cara memperbaikinya adalah dengan bergotong-royong dengan masyarakat kampung atau desa untuk sama-sama melebarkan dan menggali kembali parit atau sungai yang telah dangkal. Kalau untuk sungai-sungai di Kota, lebih baik meminta bantuan kepada pemerintah setempat untuk menyewa alat berat, maka terjadilah harmonisasi antar pemerintah dan masyarakatnya.
- Kebiasaan lama masyarakat
Kebiasaan lama masyarakat tuh bisa membuat banjir, sob. Salah satunya adalah membuang sampah sembarangan. Sobat perhatikan deh didaerah yang sering kebanjiran dan bermukim disepanjang aliran sungai dan parit, kalau sampah rumah tangga seperti bekas deterjen, plastic-lastik, makanan sisa dan lain-lain tuh pasti dibuang langsung ke sungai atau parit, mereka gak memikirkan apa yang akan terjadi dihari yang akan datang (musim penghujan). Hal ini juga dapat menyebabkan polusi air loh, sob. Sobat flatulence yang sudah mengetahui hal ini, jangan pernah sekali-kali lagi mencontoh perbuatan yang gak baik ini, kalau dapat sobat flatulence adakan diskusi dan pertemuan kecil dengan masyarakat setempat untuk mensosialisasikan masalah hal sepele ini. Atau kepada stakeholder yang sepintas membaca postingan ini, nantinya bisa membuat Perda khusus untuk membuang sampah disungai dan parit. Coba bayangkan kalau sungai kita bersih dan airnya jernih, kan bisa buat mandi juga.
- Kurangnya daerah resapan air
Sobat flatulence pasti pernah mempelajari atau setidaknya pernah mendengar kalau hutan itu adalah daerah resapan air. Kalau ada yang belum pernah mendengarnya, sungguh terlalu. Kita harus selalu menjaga hutan didaerah kita, terutama hutan lindung. Contohlah masyarakat adat seperti masyarakat suku Dayak dan dipedalaman Papua, mereka selalu berhati-hati dalam mengambil kekayaan alam. Tapi coba perhatikan masyarakat perkotaan, mereka lebih mementingkan gedung pencakar langit dan tempat penginapan daripada masa depan anak cucunya. Kalau kita tidak mampu menjaga hutan, paling tidak tanamlah tanaman hijau dan pohon-pohon, karena tumbuhan bisa menyerap air.
- Perubahan Sistem Drainase Pembuangan Air
Suatu daerah yang biasanya tidak banjir bisa saja menjadi daerah langganan banjir baru jika daerah disekitarnya melakukan sesuatu yang mengubah sistem drainase yang sudah ada tanpa memperhatikan Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Contohnya seperti peninggian masal suatu wilayah rendah untuk komplek perumahan baru, menyempitkan saluran air yang ada untuk suatu pembangunan, hilangnya daerah rawa-rawa untuk dijadikan mall, dan lain sebagainya.
- Penurunan tanah
Penyedotan air tanah bisa membuat penurunannya menjadi lambat. Kondisi ini memicu terjadinya pendangkalan sungai sehingga endapan kasar ditengahnya akan berpengaruh pada kinerja drainase yang kecil dan dipenuhi sampah.
Nah itulah dia penyebab mudahnya banjir didaerah kita, sob. Semoga bermanfaat dan mengubah pola hidup kita. Bukankah terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali ?
Posted by 7:54 PM and have
0
comments
, Published at
No comments:
Post a Comment